Ciri-ciri Muslim Sejati
Di dunia ini banyak orang yang
mengaku muslim, bahkan mengaku sebagai muslim sejati, namun Allah tidak
mengakui keimanannya karena orang tersebut tidak mencerminkan dirinya
sebagai muslim yang sebenar-benarnya. Di dalam Al-Quran Allah tidak
mengakui keimanan seseorang ketika keperibadiannya tidak mencerminkan
seorang muslim sejati.
"Diantara
manusia ada orang yang mengatakan : "Kami beriman kepada Allah dan hari
kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman." (2:8)
Setidaknya ada 5 ciri peribadi seorang muslim sejati yang perlu ada dalam diri kita.
1. Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa
Taqwa merupakan kunci kemuliaan
seseorang sehingga seorang muslim yang sejati akan terus memperkukuhnya
dalam hidupnya. Apabila taqwa telah berhasil diperkukuh nescaya ia akan
selalu siap menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh pada
Allah SWT. Keadaan inilah yang memang diharapkan Allah kepada kita
sebagaimana firman-Nya:
"Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa dan jangan sampai kamu mati kecuali dalam keadaan
berserah diri kepada Allah (3-102)
Taqwa
sebagaimana dalam pengertian yang telah disepakati oleh para ulama
adalah melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya baik
dalam keadaan sepi maupun ramai.
Dengan demikian bertaqwa harus kita buktikan dalam segala keadaan dan di mana saja kita berada.
2. Berusaha masuk ke dalam Islam secara kaffah.
Ini ertinya muslim yang sejati
tidaklah hanya menyesuaikan diri dalam satu aspek, tetapi seluruh aspek
kehidupannya akan terus diusahakan sesuai dengan ajaran Islam. Kerana
itu dalam berbagai aspek kehidupan tidak akan ditempuh cara-cara yang
tidak islami, tidak akan dipenuhi keinginan- keinginan syaitan, tapi
yang dipenuhinya hanyalah keinginan Allah SWT.
"Hai
orang-orang yang beriman masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (2:208)
3. Diwarnai dengan nilai-nilai Ilahi (Shibghah)
Setiap muslim haruslah selalu berusaha menjalani hidup sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
"Shibghah Allah dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari selain Allah. Dan hanya kepada-Nya kami mengabdi" (2:138).
4. Istiqomah atau teguh dalam pendirian
Sikap ini sangat penting untuk
dimiliki mengingat menjadi muslim yang sebenar-benarnya bukan urusan
yang mudah. Amat banyak tentangan dan godaan yang harus dihadapi dan
semua itu hanya boleh dihadapi dengan istiqomah. Dengan sikap istiqomah
seseorang tidak hanya akan berani menghadapi kemungkinan mendapatkan
risiko akibat keimanan dan keislamannya, tapi juga tidak akan berduka
cita bila risiko itu betul-betul menimpa dirinya.
"Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan : "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka
tetap istiqomah maka tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan mereka
tidak pula (berduka) cita (46:13)
5. Tawazun (keseimbangan hidup)
Iaitu seorang muslim tidak hanya
mementingkan urusan duniawi, tapi melupakan urusan ukhrowinya (urusan
akhiratnya) atau sebaliknya, iaitu mementingkan kehidupan ukhrowi
(akhirat) saja tapi melupakan urusan duniawinya. Segala yang dilakukan
di dunia ini semuanya tidak boleh dipisah-pisahkan menjadi urusan dunia
saja atau urusan akhirat saja.
Seorang
muslim yang tawazun memiliki hubungan hidup yang erat antara dunia dan
akhirat. Ini merupakan pengamalan dari firman Allah : "Dan carilah pada
apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kebahagiaan negeri Akhirat dan
janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi. Dan
berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerosakan di muka bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerosakan" (28:77)
Keseimbangan
hidup merupakan sesuatu yang amat penting. Manakala seorang muslim
tidak berlaku tawazun maka akan terjadi ketempangan hidup yang tidak
terurus yang pada akhirnya terjadi kerosakan di muka bumi baik kerosakan
lingkungan hidup maupun kerosakan moral sebagaimana yang kita saksikan
bahkan kita rasakan akibatnya selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar